Rabu, 28 April 2010

Deteksi Dini seorang Psikopat


Tentu belum lepas dari ingatan kita, sebuah peristiwa besar yang dilakukan seorang Ryan Psikopat asal jombang yang dengan penuh kesadaran dirinya, dia menghabisi 11 korbannya secara sadis. Dan peristiwa tersebut menyebabkan keresahan yang luar biasa dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat kita

Bagaimana kita bisa mendeteksi diri seorang Psikopat seperti Ryan tersebut?

Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat adalah suatu gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap berbahaya dan mengganggu masyarakat. Dr. Hervey Cleckley, psikiater yang dianggap salah satu peneliti perintis tentang Psikopat, menulis dalam bukunya “The Mask of Sanity” (1947, dalam Hare, 1993), menggambarkan Psikopat sebagai pribadi yang menyenangkan, mempesona, cerdas, waspada, mengesankan, penuh percaya diri, keberhasilan yang besar dengan wanita, tetapi sekaligus juga tidak bertanggung jawab, merusak diri, dan sejenisnya. Seorang psikopat dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan yakin bahwa yang dilakukannya itu benar. Sifatnya yang pembohong, manipulatif, tanpa rasa kasihan atau rasa bersalah setelah menyakiti orang lain, tanpa ekspresi, sulit berempati dengan orang lain dan mudah mengancam siapa saja, bahkan kadang-kadang ia dapat bertindak kejam tanpa pandang bulu. Pembicaraan mengenai dirinya sangat melambung tinggi dan melihat kelemahan dirinya ada pada orang lain dan tidak peduli terhadap siapapun.

Psikopat secara harfiah berarti Sakit Jiwa, jika di rincikan Psikopat berasal dari kata "Psyche" artinya "Jiwa" dan kata "Pathos" yang berarti "Penyakit". Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya merugikan orang lain dan anti bersosial dengan orang lain. . Psikopat tak sama dengan Orang Stress (Skizofrenia/Psikosis) karena seorang psikopat itu sadar sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukan. jadi Psikopat itu sendiri sering disebut dengan "Orang gila tanpa gangguan mental". Menurut penelitian sekitar 1% orang mengidap Psikopati dari total populasi Dunia. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, dan pengidapnya juga sukar untuk disembuhkan .

Seorang Ahli psikopati Dunia Yang menjadi guru Besar Universitas Di British Columbia, Vancouver, Kanada Bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 Tahun. IA berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar Balik Fakta, menebar fitnah dan melakukan kebohongan demi mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya Sendiri. Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, koruptor, dan sejenisnya

A. Faktor Penyebab


  1. Kelainan di otak.

  2. Hubungan antara gejala Psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural dan kelainan fungsional bisa menyebabkan orang berprilaku Psikopat

  3. Lingkungan.

  4. Mereka yang berkepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. (Kirkman, 2002).

  5. Kepribadian sendiri.

  6. Yang satu ini sudah menjadi pembawaan dari diri sendiri.

B. Gejala-Gejala Psikopat

  1. Sering berbohong. Jika ketahuan berbohong, ia tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.


  2. Impulsif dan sulit mengendalikan diri; emosi tinggi, tantrum, dan agresif. Mudah terpicu amarahnya oleh hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.


  3. Tidak memiliki respons fisiologis yang normal seperti rasa takut yang ditandai tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar bila melakukan kesalahan yang besar dan fatal.


  4. Emosi dangkal; saat sedih dan gembira ekspresinya tidak terlalu kelihatan.


  5. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah, sering menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.


  6. Senang melakukan pelanggaran dan peraturan keluarga atau sekolah.


  7. Kurang empati terhadap perasaan keluarga dan teman sepermainan.


  8. Agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.



Akibat gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, impulsivitas, hingga memperberat gejala autisma dan ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder). Penelitan lanjutan dari riset ini sangat dibutuhkan dan akan menjadi sangat penting, khususnya bagi penderita psikopat yang berisiko menjadi pelaku kriminal.

Seandainya pada anak terdapat faktor genetik dan terdapat beberapa perilaku tersebut, orangtua harus waspada. Karena itu, yang paling penting adalah lingkungan keluarga yang sehat dan harmonis. Sebaliknya, keluarga yang dibangun penuh kekerasan, anak yang ditolak orangtuanya dan diperlakukan kejam adalah lingkungan yang memicu terbentuknya seorang "monster manusia" atau psikopat lainnya. Meskipun hanya sebagian kecil saja kelompok psikopat yang berurusan dengan kriminalitas, tetapi tetap saja mereka merupakan racun dan sampah masyarakat.

Jika deteksi dini gangguan perilaku dilakukan dengan baik, ditunjang kehidupan keluarga yang baik dan harmonis maka idealnya seorang psikopat tidak akan berubah menjadi pelaku kriminal. Hal ini sangat penting diupayakan agar tak sampai mengakibatkan kehidupan yang kelam bagi masa depan anak. Ingat, faktor genetik, gangguan fungsi otak, dan lingkungan dapat saling mempengaruhi dalam pembentukan seorang Psikopat. Sekian dulu ya informasi dari saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Komentar yang pantas dan sopan ya.. Jangan rasis dan anarkis..:)

Sponsor Blog